JAKARTA (Antara) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto telah menyatakan nol toleransi untuk perusahaan yang menyebabkan kebakaran hutan dan tanah dalam kegiatan pembersihan lahan mereka.
“Pemerintah mengambil langkah yang jelas bahwa tidak ada toleransi untuk pembakaran hutan yang disengaja untuk pembukaan lahan,” kata Menteri Koordinasi Urusan Politik dan Keamanan Buniwan dalam pernyataannya di sini pada hari Minggu.
Ini ditekankan oleh presiden untuk memastikan perusahaan menegakkan tanggung jawab atas tanah yang telah disetujui negara untuk dikelola.
Selain itu, menurut Gunawan, langkah perusahaan ditujukan untuk mencegah kebakaran hutan dan tanah terjadi.
Menteri menegaskan bahwa dalam mencegah kebakaran hutan dan tanah, pemerintah akan mengadopsi pendekatan komprehensif yang menggabungkan penegakan hukum, dukungan teknologi modern, dan kesiapan berkelanjutan.
Berita terkait: Prabowo ingin Indonesia menggunakan teknologi kliring tanah yang ramah lingkungan
Untuk tujuan ini, ia melanjutkan, Presiden Prabowo akan menyediakan teknologi modern untuk kliring lahan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan tanah.
“Presiden MR memberikan dukungan penuh untuk tanah terbuka yang menggunakan peralatan modern berteknologi tinggi dan ramah lingkungan,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo memimpin pertemuan terbatas di Bogor, Jawa Barat, pada hari Jumat (1 Agustus), di mana ia menginstruksikan menteri kabinetnya untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan tanah yang sering terjadi selama musim kemarau.
Pertemuan tersebut dihadiri secara offline dan online oleh Menteri Luar Negeri Prasetyo Hadi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dan Menteri Lingkungan Hanif Faisol Nurofiq, antara lain.
Menteri Nurofiq telah menggarisbawahi bahwa pemerintah Indonesia memprioritaskan penanganan kebakaran hutan dan tanah yang lebih cepat untuk mencegah kerusakan ekosistem lebih lanjut.
“Kecepatan dan akurasi sangat penting. Ketika kebakaran terjadi, itu harus segera padam untuk mencegahnya berkembang menjadi api besar, terutama di lahan gambut,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Respons kebakaran awal dianggap penting untuk mencegah polusi udara, kerusakan ekosistem, dan penyebaran kebakaran.
Berita terkait: Menteri menandakan nol toleransi untuk membakar di W Kalimantan
Penerjemah: Rio Feisal, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © Antara 2025