Jakarta (Antara) – ni luh Djelantik, anggota Dewan Perwakilan Regional Indonesia (DPD), telah menyatakan dukungan untuk transformasi Parq Ubud – sebuah kompleks komersial dan perhotelan terkenal di Bali – setelah akuisisi oleh manajemen baru.
Namun, ia menekankan bahwa pembangunan kembali harus tetap selaras dengan nilai -nilai budaya Bali dan memberikan manfaat nyata kepada masyarakat setempat.
Berbicara pada konferensi pers di Ubud pada hari Rabu, Djelantik menggarisbawahi bahwa banding internasional Bali tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan dan tradisi yang mengakar.
Dia mendesak agar semua investasi, termasuk transformasi PARQ, harus mematuhi peraturan lokal dan menghormati identitas budaya.
“Bali, yang memikat dunia, tidak akan seperti itu tanpa tradisi dan budayanya. Kami bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap investasi menghormati dan memprioritaskan kebiasaan itu,” katanya.
Pada bulan Januari, pihak berwenang di Gianyar memerintahkan penutupan kompleks Parq Ubud karena beberapa pelanggaran peraturan regional, termasuk konversi ilegal dari sawah yang dilindungi untuk penggunaan komersial tanpa izin yang tepat.
Djelantik menyatakan optimisme tentang transformasi saat ini di bawah Gold Dragon, manajemen baru, mencatat keterbukaan mereka pada budaya Bali dan kesediaan untuk mengikuti hukum dan kebiasaan setempat.
“Saya percaya pada masa depan Bali, dan saya percaya mereka mendengarkan tidak hanya dengan telinga mereka, tetapi dengan hati mereka,” katanya.
Dia juga membahas kekhawatiran publik atas “Kampung Rusia” (“Desa Rusia”) – nama panggilan informal untuk Parq karena popularitasnya di kalangan ekspatriat dan wisatawan Rusia.
Djelantik mengatakan dia berharap situs itu tidak akan lagi dilihat sebagai kantong eksklusif, tetapi sebaliknya akan beroperasi sesuai dengan nilai -nilai inklusivitas, komunitas, dan penghormatan Bali.
Sebagai tanggapan, Kadek Agus Puwady, seorang perwakilan dari Gold Dragon, menegaskan komitmen perusahaan untuk mempekerjakan pekerja lokal, yang menyatakan bahwa sekitar 90 persen dari 300 karyawan Parq adalah orang Bali.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami. Kami bertujuan untuk menjadi lebih transparan dan komunikatif dengan otoritas lokal dan masyarakat, terutama di Ubud,” katanya.
Puwady menekankan bahwa transformasi bukan hanya perubahan kepemilikan, tetapi era baru untuk Parq-yang memposisikannya sebagai tujuan yang berfokus pada perhotelan yang berakar pada kebijaksanaan lokal.
“Kami menyambut semua pihak dan berdedikasi untuk menjadikan Parq lingkungan yang terbuka, penuh hormat, dan bertanggung jawab,” tambahnya.
Berita terkait: Penutupan desa Rusia Bali menunjukkan komitmen terhadap penegakan hukum
Berita terkait: Resmi memastikan tidak ada desa khusus untuk orang asing di Bali
Reporter: Ida Nurcahyani/Meuthia Hamidah, Aditya Eko Sigit W
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © Antara 2025