Jakarta (Antara) – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menekankan pentingnya program pengawasan yang ketat dan berlapis untuk program makanan bergizi gratis (MBG).
“Pengawasan berlapis yang melibatkan masyarakat, orang tua siswa, sekolah, dan siswa sebagai penerima manfaat program diperlukan,” kata wakil ketua KPAI Jasra Putra di Jakarta pada hari Jumat.
Dalam hal ini, ia menyatakan kesiapan Komisi untuk berkolaborasi dengan National Nutrition Agency (BGN) untuk mengawasi implementasi program.
Menurut Putra, pengawasan berlapis sangat penting untuk mencegah masalah seperti keracunan makanan, pengiriman makanan yang terlambat, konsumsi yang tertunda, atau makanan yang dimasak dengan tidak benar.
KPAI menyatakan penyesalan mengenai kasus keracunan makanan yang dilaporkan selama implementasi program. Baru -baru ini, 342 siswa sekolah menengah pertama di Bandung, Jawa Barat, mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan yang disediakan di bawah program MBG.
“Ini harus menjadi perhatian bagi semua orang karena makanan gratis ini dimaksudkan untuk dikonsumsi setiap hari oleh semua anak,” tegasnya.
Sejak peluncuran program MBG pada 6 Januari 2025, KPAI telah melakukan kunjungan lokasi untuk memeriksa implementasinya di beberapa wilayah, termasuk Jakarta, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
Dalam tiga bulan pertama program, KPAI mencatat setidaknya 320 kasus keracunan makanan di antara siswa setelah mengonsumsi makanan MBG di berbagai bidang.
Angka ini mewakili 0,0156 persen dari total 2,05 juta penerima MBG yang dicatat pada Maret 2025.
Program Meals Gratis adalah inisiatif utama Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk masa jabatan 2024-2029 mereka.
Melalui program ini, pemerintah bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi anak -anak di bawah lima tahun, wanita hamil, ibu menyusui, dan anak -anak sekolah hingga tingkat sekolah menengah.
Berita terkait: Serangga pada Menu: BGN mengeksplorasi keragaman makanan regional untuk MBG
Berita terkait: Menghidupkan kembali ekonomi lokal melalui program makan bergizi gratis
Penerjemah: Anita Permata, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © Antara 2025