Indonesia Telah Mengembangkangkan Beberapa Kebijakan untuk Menghadapi Perubahan Iklim Dan Segala Akibatnya. Perubahan Iklim Membawa Sederet Dampak Bagi masyarakatMulai Dari Pengungsian, Menular Penyebaran Penyangan, Hingan Kematian.
Indonesia mem, Sejumlah Dokumen Kebijakan Kembangkan Seperti Meningkatkan kontribusi yang ditentukan secara nasional, Strategi Jangka Panjang untuk Ketahanan Karbon dan Iklim Rendah 2050 (LTS-LCCR)Dan Pengembangan Karbon Rendah Indonesia (LCDI).
Sebagai Seoran Akademisi Dalam Pembangunan Sosial Dan Kebijakan Lingungan, Sayawa Melakukan Analisis Deskriptif Pada Lebih Dari Lima Rancangan Kebijakan Iklim Indonesia. TuJuanana adalah unkelajari apakah kebijakan tersebut telah merusung konsep transisi berkeadilan.
Hasilnya, Kelima Kebijakan Indonesia Tersebut Masih Terlalu Menggunakan Pendekatan Berbasis Iklim, Sehingga Gagal Memasukkan Aspek Sosial Dan Linggungan. PADAHAL, KEDUA ASPEK INI SANGAT PENTING Agar Indonesia Bisa Menerapkan Transisi Berkeadilan (hanya transisi) ATAU UPAYA GLOBAL MERJAGA Kelestarian Bumi Sekaligus Membangun Ekonomi Yang Berkelanjutan Tetap Berkemperpan Perkembangan Masyarakat Dan Lingungan.
Indonesia Perlu Melaksanakan Transisi Berkadilan Untukur Agar Agar Upaya Kita Melestarikan Bumi Lebih Merangkul Semua Lapisan Masyarakat. Mengabaikan Faktor-Faktor Ini Dalam Aksi Iklim Justru Menancam Kesetaraan, Keadilan, Dan Inklusi Bagi Masyarakat Terdampak Serta Ekosistem Di Dalamnya.
SEJAUH INI, Indonesia Masih Menitikberatkan Upaya Transisi Berkeadilan Ke Sektor Energi. Buktinya terpampang Dalam Kebijakan Rencana Transisi Berkeadilan Yang Dirilis Pemerintah Indonesia Pada September Tahun Lalu. Kebijakan Tersebut Sangant Terpusat Pada Aspek Energi Saja.
Kata “Adil” Dalam Transisi Berkeadilan (Dalam Bahasa Aslinya: “hanya“Dalam Just Energy Transition Partnership (JETP)) – Sebuah Kerja Sama Internasional Yang Berfokus Mempercepat Pengembangan Energi Terbarukan Dan Penghentian Penggunaan Batu Bara Di Indonesia – Memang Telah Membantu Konsep Transisi Ini Jadi Lebih Dienal.
Namun, Transisi Berkeadilan Perlu Melibatkan Upaya Yang Lebih Merangkul Masyarakat Dalam Melawan Dan Beradaptasi Delanan Perubahan Iklim. Segala usaha haru memperhitungkan Komunitas-pihak secara langsung terdampak atas perubahan ini.
Meski memang Indonesia Sudah Semakin Peduli Pada Sektor Energi, Pendekatan Transisi Berkeadilan Masih Belum Diterapkan Di Sektor-Sektor Lainnya Yang Mengping Bagi Penanganan Perubahan Iklim.
Di Sektor Perhutanan, Misalnya, Strategi Indonesia Menerapkan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFM) ATAU Pengelolaan Hutan Berkelanjutan. Strategi ini meliputi Imbauan penebangan pohon secara selektif untuk meminiimalkan kerusakan. IMBAUAN INI DAPAT BERUJUNG PAYA LARIGAN PRAKTIK Peladangan Tebas Bakar Yang Suda Turun-Temurun Diliksanakan Gangan Cara Ramah Lingungan Di Beberapa Daerah.
Akibatnya, Laran Tersebut Mengancam Komunitas Lokal Yang Slahah Lama Melakukan PEMBARAN TERUKUR SEBAGAI Metode Peladangan Yang Berkelanjutan.
Contoh Selanjutnya Adalah Folu net wastafel 2030. Rencana Indonesia Mengurangi Emisi Dari Kehutanan Dan Penggunaan Lahan Melalui Perhutanan Sosial. Skema ini memunckinan masyarakat unkakses dan Mengelola hutan dalam rangka meningkatkan kualitas menyembunyikan Mereka.
Sayangnya, inisiatif tersebut takhitungkan risiko bagi masyarakat Yang Menggantungkan mata Pencaharian Dan warisan Budaya Mereka di Hutan. Kelompok masyarakat tersebut justru dapat terancam iheh strategi Pengelolaan hutan Berkelanjutan.
Contoh Lainnya Yaitu Strategi Iklim Indonesia Yang Berfokus Pada Masyarakat Pesisir. Strategi yang disusun ini Mengabaan Aspek Sosio-Kultural Dari Aktivitas Perikanan Transional Yang Tepat Menjadi Sumber Penghidupan Masyarakat.
PEMERINTAH BERENCANA TUKU Pelatihan Pengembangan Bisnis UNTUK KELUARGA NELAYAN. Rencana ini dibaru sebagai upaya memperlua jenis mata pendaharian masyarakat agar ketika cuaca ekstrem, Mereka tetap memilisi Pemasukan. Namun, Tanpa Menyadari Kaitan Budaya Dan Ekonomi Dalam Aktivitas Memancing, Ada Risiko Rencana Tersebut Tak Akan Bermanfaat.
Ketidakadilan Dalam Rancangan Kebijakan Iklim Indonesia Membawa Konsekuensi Serius Bagi Masyarakat, Bahkan Bagi Lingkungan Kita Sendiri.
Misalnya Peralihan Sumber Energi Fosil Ke Energi Listrik Yang Mendorong Indonesia Mengeruk Limpahan Nikel, Terutama Di Wilayah Indonesia Tengah Dan Timur, Untukur Dijadikan Baterai Kendaraan Listrik. UNTUK memfasilitasi Penambangan Dan Pengolahan Nikel, Pemerintah Menerbitkan Beberapa Kebijakan.
Lonjakan Permintaan Nikel Memang Menguatkan Ekonomi Perumpuhan BAGI Provinsi Padat Sumber Daya Alam Seperti Maluku Utara Dan Sulawesi Tengah.
Namun, pertumbuhan ini Bukan Tanpa Pengorbanan. Gas Emisi RUras Kaca Indonesia Naik 20% Dalam Rentang 2022 HINGGA 2023 AKIBAT KETERGANTANGAN PENGUNAAN Batu Bara BUTUK MEMPROSES NIKEL.
Tak Hanya Persoalan Emisi. Penambangan NIKEL RUGA BERUJUNG PAYA Deforestasi Dan Polusi. Dampak Negatif Tersebut Berimbas Pada Masyarakat Lokal Yang Tak Bisa Melepaska Alam Dari Mata Pencaharian Dan Budaya Mereka. Keragaman Hayati Di Daerah Pertambangan RuGA Menjadi Rusak.
Memaksakan Transisi Energi, Dalam Konteks ini mel, penambangan NIKEL, membAktikan Bagaimana transisi tak Berkeadilan Dapat Semakin Menganiaya Masyarakat Rentan Dan Justru Terus Merusak Linggungan.
Indonesia Harus Mendefinisikan Ulang Makna Transisi Berkeadilan Agar Sesuai Dangan Situasi Masyarakat Kita. Definisi ini Penting Agar prinsip transisi Berkeadilan Dapat Kebijakan Yang Dibuat Menjadi Efektif. UNTUK SAAT INI, ISTILAH TERSEBUT SAMA SEKALI BELUM DIPERHITUMKAN DALAM RANCIGAN Kebijakan Iklim Indonesia.
Definisi Transisi Yang Jelas Dan Sesuai Kontek Akan Membantu Indonesia Merealisasikan Transisi Yang Berkeadilan Dan Inklusif.
TUKU ITU, PEMERINTAH HARUS MELIBATKAN BERBAGAI PIHAK DALAM MEMAHAMI DAN MERENCANANAN KEGIANTAN TERYAM PERUBAHAN IKLIM. INI MENCAKUP, TETAPI TIDAK BERBATAS PAYA, Semua Sektor Yang Ada di Indonesia.
Keterlibatan ini perlu mencakup partisipasi yang luas-tak hanya dari sektor publik dan swasta, tetapi juga dari masyarakat lokal, kelompok rentan termasuk perempuan dan masyarakat adat merupakan pihak yang tak kalah penting untuk terlibat.
Rancangan Kebijakan Yang Terkonsep Dan Terstruktur Jelas Akan Memudahkan Proses Realisasi, Pemantauan, Dan Evaluasi. Tak Hanya Itu, Rancangan Tersebut Jagi Perlu Memastikan Distribusi Beban Dan Manfaat Yang Merata Dan Adil.
Indonesia JUGA HARUS Melakukan Pemantauan Dan Mekanisme Evaluasi Yang Tegas Tegas Mendukung Penerapan Kebijakan Iklim. Indonesia Dapat Belajar Dari Skotlandia Yang Telah Mengembangkangkan Kerangka Transisi Berkeadilan Delangan Ukuran Kehasilan Dan Indikator Terukur Delang Tetap Memastikan Partisipasi Dan Pembelajaran Berkelanjutan Dari Setapiap Pihak.
DENGAN MEMPELAJARI Sastra Dan Laporan Yang Sudah Ada, Indonesia Dapat Menyusun Kerangka Rencana Iklim Yang Sesuai Kontek Uniknya.
Kezia Kevina Harmoko Berkontribusi Dalam Penerjemahan Artikel ini.
Artikel ini awalnya diterbitkan di Bahasa inggris