Jakarta (Antara) – Menteri Lingkungan Hanif Faisol Nurofiq telah menekankan bahwa limbah makanan tetap menjadi jenis limbah terbesar yang dihasilkan di Indonesia, dengan sebagian besar berakhir di lokasi pembuangan akhir (TPA).
“Indonesia terus boros dengan pengelolaan makanan, seperti 39,87 persen, atau hampir 20 juta ton, limbah kami adalah makanan,” katanya selama acara Asta Sekolah dan Kampus, yang disiarkan secara online pada hari Sabtu.
“Sementara banyak yang berjuang untuk menemukan makanan, kami membuang limbah, dengan 40 persen menjadi limbah makanan,” Nurofiq menyoroti.
Angka -angka ini didasarkan pada data dari Sistem Informasi Pengelolaan Limbah Nasional Kementerian Lingkungan Lingkungan (SIPSN), yang dipatok total pembangkitan limbah di 303 distrik dan kota pada 32,8 juta ton pada tahun 2024.
Limbah makanan mendominasi total ini, diikuti oleh limbah plastik, yang menyumbang 19,54 persen dari total. Sementara itu, limbah organik dari kayu dan ranting menyumbang 12,7 persen, dan kertas dan kardus menghasilkan 11,09 persen.
Jenis limbah lainnya termasuk logam, kain, karet, kaca, dan berbagai bahan lain -lain.
Menteri Nurofiq mencatat bahwa sebagian besar limbah Indonesia tetap tidak dikelola, sebagaimana dibuktikan oleh penggunaan luas pembuangan terbuka di tempat pembuangan sampah dan kebocoran limbah ke dalam lingkungan.
Oleh karena itu, kementerian secara aktif menegakkan peraturan pengelolaan limbah, termasuk mengeluarkan sanksi administrasi dalam bentuk paksaan pemerintah dan mengejar tindakan kriminal terhadap tempat pembuangan sampah ilegal.
Upaya penegakan ini sedang digabungkan dengan inisiatif untuk meningkatkan kesadaran limbah, terutama melalui program pendidikan di sekolah dan universitas, seperti acara Asta Sekolak dan Kampus, yang diadakan sebagai bagian dari peringatan Hari Perawatan Limbah Nasional (HPSN) 2025.
Berita terkait: Pemerintah untuk mengkonsolidasikan tiga peraturan pengelolaan limbah
Berita terkait: Brin mengembangkan teknologi pemrosesan limbah makanan berbasis biogas
Berita terkait: Indonesia untuk mengakhiri impor limbah plastik pada tahun 2025: Menteri
Penerjemah: Prisca Triferna Violleta, Aditya Eko Sigit Wicakso
Editor: Primayanti
Hak Cipta © Antara 2025