Beranda Nasional Kementerian menyusun rencana taksi air untuk menyelesaikan kesengsaraan lalu lintas Bali

Kementerian menyusun rencana taksi air untuk menyelesaikan kesengsaraan lalu lintas Bali

4
0
Kementerian menyusun rencana taksi air untuk menyelesaikan kesengsaraan lalu lintas Bali


Jakarta (Antara) – Kementerian transportasi telah merancang rencana taksi air Bali sebagai alternatif untuk memudahkan kemacetan lalu lintas di wilayah tersebut.

“Taksi air ini merupakan alternatif untuk mengurangi kemacetan. Program lain juga akan berjalan untuk mengurangi lalu lintas di Bali, terutama dari bandara ke tujuan wisata, seperti CANGGU,” kata sekretaris jenderal transportasi laut kementerian Lollan Andy Sutomo Panjaitan pada hari Selasa.

Menurut Panjaitan, rencana taksi air, yang dirancang sebagai sistem transportasi air, merupakan solusi alternatif untuk memudahkan kemacetan lalu lintas bagi wisatawan yang bepergian ke Canggu dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Berdasarkan kemajuan saat ini, kementerian mengatakan mereka percaya bahwa proses birokrasi perlu dipercepat, di mana sinkronisasi antara program pusat dan regional telah ditetapkan.

Untuk mengimplementasikan ide tersebut, izin perlu diperoleh dari lembaga lain, seperti izin lingkungan dan izin pemanfaatan spasial laut, Panjaitan menunjukkan.

Berita terkait: Bali membutuhkan solusi cepat untuk lalu lintas untuk meningkatkan pariwisata: Menteri Ahy

“Yang paling penting, kita harus dapat segera menghasilkan studi yang komprehensif. Studi mendalam diperlukan, mencakup aspek teknis, ekonomi, dan sosiokultural,” ia menekankan.

Aspek -aspek ini saling berhubungan, terutama elemen teknis seperti kontur laut, lokasi fitur alami, dan dampak potensial pada rencana pengembangan, tambahnya.

Dari perspektif ekonomi, penilaian yang lebih mendalam diperlukan untuk menentukan apakah biaya konstruksi dan operasional dapat dipenuhi untuk mempertahankan keberlanjutan program di masa depan.

Masalah penting lainnya adalah aspek sosiokultural karena Bali perlu mempertimbangkan menyelaraskan kebijakan regional tentang situs keagamaan dan peraturan wajib lainnya.

“Semua ini membutuhkan koordinasi yang berkelanjutan untuk memenuhi studi komprehensif ini,” kata Panjaitan.

Sebelumnya, proyek Light Rail Transit (LRT) juga sedang dibahas untuk mengakomodasi pergerakan penumpang dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Tanpa LRT, akumulasi penumpang diprediksi pada tahun 2026, mengingat bandara melayani sekitar 24 juta penumpang setiap tahun.

Berita terkait: Bus antar -jemput untuk mengantisipasi kemacetan di Bandara Bali: Menteri

Penerjemah: Aji Cakti, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © Antara 2025



Source link

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini