Jakarta (Antara) – Joko Widodo (Jokowi), presiden ketujuh Indonesia, telah memutuskan untuk tidak mencalonkan diri sebagai kepemimpinan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menurut putra bungsunya dan ketua petahana, Kaesang Pangarep.
Kaesang mengatakan bahwa dia dan ayahnya berkomunikasi secara intensif tentang masalah ini selama seminggu terakhir.
“Saya merasa mustahil bagi seorang putra dan ayahnya untuk bersaing satu sama lain,” tambahnya pada konferensi pers setelah mendaftar untuk pemilihan ulang sebagai kursi PSI di Jakarta pada hari Sabtu.
Dia mengatakan bahwa dia telah membujuk Jokowi untuk memberikan ruang kepada politisi yang lebih muda untuk menjadi sorotan.
Namun, Kaesang menolak untuk memberikan jawaban yang pasti ketika ditanya tentang kemungkinan ayahnya bergabung dengan partai sebagai kader.
“Dia dapat diakses sekarang, karena Anda dapat mengunjunginya secara solo untuk mendapatkan jawaban. Saya tidak dapat berbicara atas namanya,” katanya kepada media.
Sebelumnya, PSI mengatakan bahwa mereka akan menyambut mantan presiden sebagai kandidat ketua, asalkan dia pertama kali menjadi anggota partai. Ini mengikuti tanda -tanda Jokowi yang mendekati PSI menjelang pemilihan tahun lalu.
Sementara itu, Jokowi sebelumnya mengatakan dia masih menimbang peluangnya sebelum membuat keputusan untuk mencalonkan diri sebagai kepemimpinan PSI.
“Saya masih menghitung peluang saya, karena saya tidak dapat mengambil risiko kalah,” katanya pada 14 Mei.
Pada 16 Juni, Partai Golkar – kelompok lain Jokowi tampaknya cenderung bergabung – menekankan bahwa mantan kepala negara memiliki hak untuk bergabung dengan partai politik mana pun, termasuk PSI.
“Terserah Tn. Jokowi untuk memutuskan partai mana, atau ‘rumah apa,’ dia lebih suka,” kata sekretaris jenderal dewan eksekutif pusat Golkar, Muhammad Sarmujo, di Jakarta.
Namun, ia menyatakan harapan bahwa Jokowi akan mengkomunikasikan keputusannya kepada Golkar terlebih dahulu.
Berita terkait: Pintu Pesta Gerindra Terbuka untuk Mantan Presiden Widodo: Muzani
Berita terkait: Jokowi dan keluarga tidak lagi menjadi bagian dari PDIP: Hasto
Penerjemah: Agatha O, Tegar Nurfitra
Editor: Primayanti
Hak Cipta © Antara 2025
