Jakarta (Antara) – Indonesia akan mengekspor 2.000 ton beras per bulan ke Malaysia, dengan komoditas yang terutama bersumber dari Kalimantan Barat, provinsi yang paling dekat dengan negara tetangga.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengumumkan pada hari Jumat bahwa Perjanjian Ekspor Beras dengan Malaysia sedang dilakukan berdasarkan bisnis-ke-bisnis (B2B).
Namun, ia mengklarifikasi bahwa beras tidak harus datang semata -mata dari Kalimantan Barat – perusahaan lain yang berlokasi di dekat Malaysia juga dapat berpartisipasi dalam ekspor.
Mengenai tanggal mulai ekspor, Sulaiman mengatakan akan ditentukan oleh bisnis yang terlibat.
Dia menambahkan bahwa eksportir dapat mengirimkan segala jenis beras, dari kualitas medium hingga premium.
Sulaiman menekankan bahwa memenuhi kebutuhan beras domestik tetap menjadi prioritas utama pemerintah.
Selain Malaysia, menteri menyatakan kesiapan Indonesia untuk memasok beras ke negara -negara anggota ASEAN lainnya.
“Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kami untuk mempersiapkan beras bagi negara -negara tetangga yang membutuhkan,” katanya.
Pada 28 Mei, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengkonfirmasi bahwa Presiden Prabowo telah menyetujui rencana ekspor.
Dia mengatakan bahwa bisnis Malaysia telah meminta sekitar 2.000 ton beras per bulan, meskipun volume ini dapat disesuaikan tergantung pada kapasitas pasokan Indonesia.
Sudaryono juga mencatat bahwa diskusi dengan pemerintah Malaysia dan bisnis telah terjadi, dan Indonesia sedang menunggu mekanisme ekspor Malaysia dan konfirmasi resmi sebelum pengiriman dimulai.
Pada hari Jumat, perusahaan logistik milik negara Bulog telah menyerap sekitar 2,4 juta ton beras dari petani domestik. Stok beras nasional saat ini melebihi 4 juta ton.
Berita terkait: Indonesia mempersiapkan 27.000 ton jagung untuk ekspor pada bulan Juni
Berita terkait: Indonesia’s Prabowo Oke Rencana Ekspor Beras ke Malaysia: Resmi
Penerjemah: Putu Indah S, Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © Antara 2025