Jakarta (Antara) – Pemerintah Indonesia dan Turkiye telah sepakat untuk fokus pada pelatihan sumber daya manusia dalam tanggap darurat bencana sebagai salah satu aspek kunci dari kerja sama mereka.
Perjanjian ini diuraikan dalam memorandum pemahaman (MOU) antara Badan Mitigasi Bencana Nasional (BNPB) dan Otoritas Bencana dan Manajemen Darurat Turki (AFAD), yang ditandatangani di Ankara pada Kamis (10 April).
“Pelatihan akan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bentuk simulasi tanggap darurat,” kepala data BNPB, informasi, dan pusat komunikasi bencana, Abdul Muhari, mencatat dalam sebuah pernyataan di sini pada hari Jumat.
MoU itu ditandatangani oleh kepala BNPB Suharyanto dan Presiden Afad Ali Hamza Pehlivan, seperti yang disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Kolaborasi antara BNPB dan AFAD mencakup pengorganisasian konferensi, seminar, dan studi bersama, serta berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam manajemen bencana dalam tanggap darurat.
Kedua negara juga sepakat untuk memberikan dukungan timbal balik dalam menanggapi bencana alam dan berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan menyusun rencana tindakan yang mencakup garis waktu dan kegiatan program yang terukur.
Selain itu, Indonesia dan Turkiye setuju untuk mengembangkan kerja sama trilateral dan kolaborasi selatan-selatan untuk membantu negara-negara dunia ketiga, organisasi regional, dan negara-negara tetangga.
BNPB memandang kerja sama ini sebagai penguatan ikatan kemanusiaan yang telah lama menyatukan kedua negara.
Pada tahun 2024, Indonesia memberikan bantuan logistik dan mengirim tim kemanusiaan untuk membantu Turkiye mengikuti gempa berkekuatan 7,8 yang menghancurkan yang melanda negara itu.
Berita terkait: RI, Turkiye berkomitmen untuk membela kemerdekaan Palestina, membangun kembali Gaza
Berita terkait: Ri-Turkiye Sign Mous dalam Manajemen Bencana, Budaya, Komunikasi
Penerjemah: Prasetyo, Kenzu
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © Antara 2025