BOGOR, W Java (Antara) – Konflik global, seperti ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, telah menggarisbawahi perlunya Indonesia untuk memperkuat swasembada dan keamanan pangan melalui diversifikasi, kata seorang pejabat pada hari Selasa.
“Kita tidak boleh mengandalkan impor makanan. Oleh karena itu, program untuk memastikan ketersediaan makanan, keterjangkauan, dan keamanan di Indonesia harus dikejar,” kata Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Makanan Nasional (Bapanas).
Dia menambahkan bahwa target swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto dapat dicapai dengan meningkatkan produksi pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Memperkuat ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan makanan domestik adalah kunci untuk mengatasi tantangan global sambil juga menciptakan peluang untuk diversifikasi makanan lokal, ADI mencatat.
Sebagai contoh, ia mengatakan makanan pokok seperti roti dapat dibuat dari singkong, sementara sumber protein tidak perlu diimpor karena Indonesia memiliki ikan lokal berkualitas tinggi, seperti tongkol (tuna mackerel).
“Sudah waktunya untuk mempromosikan sumber makanan lokal. Ini adalah tantangan dan peluang,” katanya.
ADI juga mengutip Peraturan Presiden No. 81 tentang mempercepat diversifikasi makanan berdasarkan sumber daya lokal, yang mendorong penggunaan makanan yang diproduksi di dalam negeri.
Dia lebih lanjut menyatakan bahwa cadangan beras pemerintah saat ini berdiri di sekitar 4,15 juta ton.
ADI menyimpulkan dengan mendesak semua pihak untuk mendukung program -program pemerintah yang strategis – seperti inisiatif makanan bergizi gratis dan koperasi desa – untuk membantu membangun ekosistem pangan nasional yang terintegrasi sepenuhnya dari hulu ke hilir.
Berita terkait: Kemandirian Makanan Suatu Kebutuhan, Membutuhkan Komitmen Kolektif: Bapanas
Berita terkait: Mempercepat pembentukan koperasi desa untuk kedaulatan makanan: Pemerintah
Penerjemah: Muhammad Halanianto, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © Antara 2025