Beranda Nasional Dosen universitas mengembangkan sistem kandang ayam berbasis IoT

Dosen universitas mengembangkan sistem kandang ayam berbasis IoT

3
0
Dosen universitas mengembangkan sistem kandang ayam berbasis IoT


MALANG, E. Java (Antara) – Seorang dosen di Fakultas Ilmu Hewan di Universitas Brawijaya, Danung Nur Adli Spt., Msc., MPT, telah mengembangkan sistem kandang ayam terintegrasi untuk meningkatkan potensi produktivitas ayam broiler.

Sistem ini menggunakan Internet of Things (IoT) dan aplikasi seluler.

“Ini disebut layanan teknologi real-time untuk ayam. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas ayam broiler,” kata Danung di Malang, Jawa Timur, pada hari Jumat.

Inovasi ini dimulai pada tahun 2019, ketika ia mulai merancang cara untuk menggunakan teknologi dalam koop ayam tradisional dengan model terbuka untuk menetapkan nilai ekonomi kepada anak ayam jantan yang sering dipandang sebagai limbah.

“Di masa lalu, kami tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan anak ayam jantan. Mereka biasanya dibesarkan untuk dijual sebagai ayam broiler,” katanya.

Pada tahun 2024, desainnya menerima hibah dana untuk pengembangan lebih lanjut dari Universitas Brawijaya.

Koop ayam berbasis IoT juga dirancang untuk memberikan alternatif untuk teknologi yang lebih canggih, seperti Temptron atau perangkat kontrol suhu dan kelembaban.

Mempertimbangkan biaya tinggi yang diperlukan untuk membangun Temptron, yang secara khusus dirancang untuk menjaga stabilitas suhu dan kelembaban dalam kandang ayam tertutup atau rumah dekat, Danung memutuskan untuk merancang inovasinya.

Selain itu, masih ada banyak petani yang menggunakan kandang tipe terbuka tradisional untuk memelihara ayam.

“Jadi, kami merancang mikrokontroler, kemudian kemudian ada probe yang terhubung sebagai sensor dan berfungsi menggunakan modem untuk mengirimkan data tentang suhu dan kelembaban,” katanya.

Mekanisme ini memungkinkan setiap petani untuk mendapatkan data real-time tentang suhu dan kelembaban di kandang ayam mereka dalam sekitar dua hingga tiga menit melalui ponsel mereka.

“Kami masih mengembangkan aplikasi, jadi masih sederhana,” katanya.

Menggunakan data, petani dapat segera mengambil tindakan korektif. Misalnya, jika suhu udara panas, mereka dapat menyediakan air minum atau asupan nutrisi ke ayam mereka.

“Ayam makan lebih sedikit ketika suhu udara tinggi. Dengan demikian, ini membutuhkan keputusan cepat. Jika sudah terlambat, itu dapat mempengaruhi kekebalannya, sehingga berpotensi sakit. Peningkatan sel untuk berat badannya juga berkurang,” jelasnya.

Sistem Danung menarik perhatian komunikasi dan urusan digital Menteri Meutya Hafid ketika dia mengunjungi kampus beberapa waktu lalu.

Saat ini, sistem kandang ayam Danung sedang digunakan di beberapa peternakan di Kabupaten Malang, seperti di Karangploso dan Singosari.

Inovasi untuk ternak telah menerima respons positif dari petani ayam juga, terutama yang dari generasi milenium.

Untuk memasarkan perangkat ini, ia berkolaborasi dengan salah satu rekannya dan salah satu pendiri pemasok ayam jantan, Pemiara.id, Luthfan Batang Zulkarnaen.

“Bayu juga membantu melaporkan pengembangan suhu, kemudian memberikan masukan tentang tindakan apa yang harus diambil,” kata Danung.

Berita terkait: Menteri mencari kontribusi AI untuk tujuan keamanan pangan Indonesia

Penerjemah: Ananto Pradana, Yashinta Difa
Editor: Primayanti
Hak Cipta © Antara 2025



Source link

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini