JAKARTA (Antara) – Pemerintah berkonsentrasi pada pengembangan Pusat Data Nasional di Kota Batam, Kepulauan Riau, karena posisi geografis strategis kota, wakil teknologi informasi investasi di Kementerian Investasi dan Hilir, Ricky Kusmayadi, mengatakan.
Berbicara pada pelantikan pusat data di Jakarta pada hari Kamis, ia memberi tahu bahwa pemilihan Batam sebagai fokus pengembangan pusat data adalah bagian dari upaya untuk memastikan distribusi investasi yang sama.
Kusmayadi menjelaskan bahwa pertumbuhan infrastruktur pusat data di Asia Tenggara diproyeksikan mencapai hingga 200 persen, lebih tinggi dari rata -rata global.
Ini, katanya, akan didorong oleh pertumbuhan ekonomi digital dengan adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), teknologi cloud, media sosial, dan e-commerce.
Indonesia dianggap sebagai pendorong penting pertumbuhan pusat data, dengan kapasitas pusat datanya diproyeksikan mencapai 936 megawatt (MW) pada tahun 2028, naik lebih dari 210 persen dari 430 MW saat ini.
“Permintaan tinggi, konektivitas, kesiapan AI yang baik, biaya energi, dan lahan yang terjangkau mendukung pertumbuhan pusat data di Indonesia,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Teknologi Tata Kelola Digital di Kementerian Komunikasi dan Urusan Digital, Mira Tayyiba, mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi strategis untuk menjadi tujuan investasi untuk infrastruktur digital, termasuk pusat data.
Pasar ekonomi digital domestik besar negara itu dan tingkat penetrasi internet yang tinggi diharapkan membawa manfaat dalam hal investasi pusat data.
Selain itu, Indonesia memiliki sumber daya potensial untuk menghasilkan 207 gigawatt (GW) listrik dari tenaga surya dan 29 GW dari energi panas bumi untuk mendukung pengembangan pusat data yang berkelanjutan.
Berita terkait: Pengembangan Pusat Data di Batam untuk membuka peluang: Kementerian
Berita terkait: Menteri ingin menarik investasi asing di pusat data
Penerjemah: Farhan Arda, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © Antara 2025