Beranda Nasional Dua kementerian menyelaraskan visi untuk mencegah kekerasan kampus

Dua kementerian menyelaraskan visi untuk mencegah kekerasan kampus

2
0
Dua kementerian menyelaraskan visi untuk mencegah kekerasan kampus


JAKARTA (Antara) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) telah memperkuat kolaborasinya dengan Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PPPA) perempuan untuk menerapkan langkah -langkah terhadap pelecehan seksual dan intimidasi di kampus.

Pada pertemuan di Jakarta pada hari Rabu (30 April), kedua kementerian sepakat untuk mengintensifkan upaya tersebut selama periode orientasi universitas mendatang, menurut sebuah pernyataan yang diterima di sini pada hari Kamis.

“Kami yakin bahwa periode ini memberikan kesempatan terbaik untuk menyoroti pelajaran tentang pelecehan seksual dan intimidasi. Sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah -masalah ini di antara siswa baru, yang seringkali sangat antusias selama waktu ini,” kata Menteri Diktisaintek Brian Yuliarto.

Yuliarto juga menyoroti rencana kementeriannya untuk mengeluarkan surat edaran yang mendesak lembaga pendidikan tinggi untuk memasukkan klausa yang membahas perilaku dan pola pikir yang tidak pantas dalam kontrak siswa baru.

“Sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai anti-kekerasan pada siswa dari hari pertama mereka di kampus. Ini bukan kampanye belaka tetapi gerakan nasional yang berkelanjutan,” Menteri menegaskan.

Menteri PPPA Arifah Fauzi setuju dengan Yuliarto, mengatakan bahwa visi bersama di antara universitas dan pemangku kepentingan terkait lainnya sangat penting untuk menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman dan lebih inklusif untuk semua.

“Penyelenggara orientasi tidak boleh mengizinkan segala bentuk kekerasan. Semua universitas di seluruh Indonesia harus mengeluarkan deklarasi bersama untuk menunjukkan komitmen mereka. Jika perlu, pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada universitas yang secara efektif menerapkan standar keselamatan untuk perempuan dan anak -anak,” katanya.

Menggeser fokus ke komunikasi, Fauzi menekankan perlunya menggunakan strategi adaptif dan kontemporer untuk melibatkan siswa Gen Z secara efektif.

“Kami bermaksud melibatkan influencer dengan pengetahuan yang memadai tentang perspektif anak-anak untuk memastikan upaya kami diterima dengan baik dan tidak dipandang sebagai menggurui. Menteri Brian dan saya akan mengunjungi kampus selama orientasi untuk secara langsung menyampaikan pesan kami,” pungkasnya.

Berita terkait: Butuh sinergi untuk melawan kekerasan seksual di kampus: Puspayoga

Berita terkait: Menteri Puspayoga Mendukung Gerakan Perlindungan Anak Berbasis Kampus

Berita terkait: Kampus kekerasan seksual dan kebutuhan mendesak akan hukum kekerasan seksual

Penerjemah: Sean F, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © Antara 2025



Source link

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini