Beranda Nasional RI Govt Mengurangi kebutuhan mendesak untuk melindungi flora yang terancam punah, fauna

RI Govt Mengurangi kebutuhan mendesak untuk melindungi flora yang terancam punah, fauna

5
0
RI Govt Mengurangi kebutuhan mendesak untuk melindungi flora yang terancam punah, fauna


Jakarta (Antara) – Kementerian Kehutanan Indonesia telah menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan upaya konservasi untuk melindungi flora dan fauna yang terancam punah, termasuk gajah Sumatra, dengan inisiatif yang didukung oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Kita semua tahu bahwa sifat kita menangis. Ini adalah tantangan bersama kita,” Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengatakan kepada para peserta acara National Conservation Day 2025 di Jakarta pada hari Senin.

Dia berpendapat bahwa degradasi lingkungan yang terus mengancam spesies flora dan fauna yang dilindungi terkait erat dengan praktik praktik pembangunan ilegal.

“Beberapa proses pembangunan legal dan diatur dengan baik, tetapi banyak lainnya ilegal dan terus merusak lingkungan,” kata menteri sambil menyoroti pentingnya beberapa inisiatif pemerintah yang sedang berlangsung dan direncanakan untuk mengatasi masalah yang menantang ini.

Salah satu inisiatif pemerintah adalah Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan (PECI), yang dikembangkan di tanah yang disumbangkan oleh Presiden Prabowo dan saat ini sedang dalam proses, untuk mendukung konservasi gajah, katanya.

Selain itu, berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penegakan Kawasan Hutan (PKH), kementeriannya berupaya merebut kembali tanah di Taman Nasional Tesso Nilo, rumah bagi gajah Sumatra, dari perkebunan minyak kelapa sawit ilegal.

Menurut Antoni, hanya 22 zona habitat gajah yang tetap melintasi pulau Sumatra Indonesia, turun tajam dari 44 yang diidentifikasi pada 1980 -an.

Beberapa spesies yang terancam punah yang menghadapi ancaman serupa termasuk harimau Sumatra, dan tiga spesies orangutan yang ditemukan di Indonesia – orangutan Bornean, orangutan Sumatra, dan orangutan tapanuli, tambahnya.

“Ini adalah momen kritis untuk mengingatkan diri kita sendiri tentang tantangan besar yang kita hadapi dalam konservasi,” katanya sambil menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan.

Untuk tujuan ini, kementerian kehutanan menyambut kemitraan dari organisasi masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya, serta publik yang berpartisipasi dalam upaya restorasi dan konservasi ekosistem.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya, dalam membantu mengakhiri konflik-konflik elephant manusia di distrik Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Raja Juli Antoni menekankan perlunya memberdayakan masyarakat lokal secara ekonomi di 12 desa penyangga.

Mereka juga perlu terlibat dalam memasok vegetasi untuk gajah Sumatra sebagai bagian dari Peci, Proyek Konservasi Kerajaan United Indonesia untuk melindungi populasi gajah di wilayah tersebut, katanya.

Konflik manusia-elephant telah menjadi perhatian konservasi utama di beberapa provinsi Sumatra, termasuk Lampung dan Aceh.

Di Aceh, penampakan gajah yang mencari makanan telah dilaporkan di distrik -distrik seperti Tamiang, Pidie, Central Aceh, Bener Meriah, dan Bireuen.

Menurut data WWF, populasi gajah Sumatran diperkirakan 2.400-2.800.

Organisasi tersebut mencatat bahwa perburuan untuk perdagangan gading ilegal tetap menjadi ancaman serius, dengan gading masih ditemukan di pasar di Afrika, Asia, Amerika Serikat, dan Eropa.

Berita terkait: Kementerian, WWF bekerja sama untuk konservasi gajah di tanah prabowo

Berita terkait: Indonesia berhasil mencegah kepunahan fauna: Wakil Menteri

Berita terkait: Kementerian LHK mengintensifkan upaya untuk mempertahankan spesies endemik

Penerjemah: Prisca TV, Rahmad Nasution
Editor: Primayanti
Hak Cipta © Antara 2025



Source link

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini