Jakarta (Antara)-Wakil Menteri Perusahaan milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo sedang mengadvokasi peraturan untuk mendorong produsen kendaraan listrik (EV) di Indonesia untuk beralih dari baterai berbasis lithium yang umum digunakan.
“Kami mendorong peraturan untuk pabrik-pabrik EV Indonesia, termasuk produsen mobil, untuk beralih dari baterai berbasis lithium ke baterai berbasis nikel,” ia menyatakan setelah menghadiri KTT Baterai Internasional 2025 di Jakarta pada hari Selasa.
Wirjoatmodjo menjelaskan bahwa BUMN telah terlibat dalam proyek baterai kendaraan listrik, seperti proyek bersama dengan Catl dan Huayou, dan menyerukan peningkatan investasi di industri tengah.
“Banyak pabrik yang beroperasi di Indonesia saat ini berbasis lithium. Kami ingin dukungan dari kementerian lain untuk memberikan insentif untuk pergeseran ke baterai berbasis nikel di Indonesia,” katanya.
Pada acara tersebut, wakil menteri mencatat bahwa permintaan baterai global diproyeksikan mencapai 8.800 gigawatt jam (GWH) pada tahun 2040, menjadikan rantai pasokan faktor vital dalam memenuhi permintaan ini.
Dia menyatakan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini dengan mengamankan pasokan bahan baku, meningkatkan efisiensi rantai pasokan, dan membangun kemitraan dan kolaborasi strategis.
Pada tanggal 29 Juni 2025, Presiden Prabowo meresmikan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terpadu Antam-IBC-CBL di Area Artha Industrial Hills (AIH) di Karawang.
Berita terkait: Nikel Hilir Dapat Meningkatkan Ev Baterai EV: Kadin
Proyek industri baterai ini adalah kolaborasi antara PT Aneka Tambang TBK (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan konsorsium CATL, Brunp, dan Lygend (CBL).
Proyek baterai kendaraan listrik ini sedang dikembangkan dari hulu ke hilir dengan enam subproyek, lima yang berlokasi di East Halmahera dan satu di Karawang.
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), nilai investasi proyek mencapai US $ 5,9 miliar, yang mencakup area seluas 3.023 hektar, dengan potensi untuk menciptakan hingga delapan ribu pekerjaan dan mengembangkan 18 proyek infrastruktur, termasuk dermaga multi-fungsi.
Sumber energi proyek termasuk pembangkit listrik tenaga batu bara 2×150 MW (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas 80 MW (PLTG), generator panas limbah 30 MW, dan 172 MWP tenaga surya-termasuk 24 MWP di pembangkit Karawang.
Berita terkait: Indonesia sering disuruh membuka kembali ekspor bijih nikel: menteri
Penerjemah: Ahmad Muzdaffar, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © Antara 2025