PADANG, W Sumatra (Antara) – Badan Mitigasi Bencana Sumatra Barat (BPBD) mengatakan di sini pada hari Sabtu bahwa operasi penyemaian awan dilakukan dari 25 hingga 31 Juli 2025, membantu mengeluarkan kebakaran hutan di distrik Solok dan Limapuluh Kota di provinsi tersebut.
BPBD memfokuskan operasi modifikasi cuaca, terutama penyemaian awan, untuk menginduksi curah hujan di dua distrik karena mereka telah menyatakan keadaan darurat untuk kebakaran hutan dan tanah, juru bicara agensi, Ilham Wahab, mengatakan.
Operasi penyemaian awan di Sumatra Barat kini telah dihentikan dan dialihkan ke provinsi di pulau Kalimantan, yang saat ini berjuang dengan mitigasi api selama musim kemarau yang sedang berlangsung, ia memberi tahu.
Terlepas dari mitigasi kebakaran yang berhasil di SoloK dan Limapuluh Kota, BPBD, Kantor Kehutanan Sumatra Barat, dan lembaga pemerintah lainnya di provinsi tersebut terus berlanjut karena kebakaran hutan dan tanah masih menimbulkan ancaman bagi provinsi tersebut, katanya.
Pada hari Jumat, kebakaran hutan dan tanah menyia-nyiakan daerah-daerah tertentu di sub-distrik Rao Selatan, distrik Pasaman, katanya, menambahkan kebakaran hutan telah membakar seratus hektar tanah di distrik tersebut.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya, kebakaran hutan di Sumatra tidak hanya mempengaruhi Sumatra Barat tetapi juga beberapa provinsi lain, termasuk Riau, Jambi, dan Sumatra Utara.
Di Sumatra Utara, kebakaran hutan membakar setidaknya 422 hektar tanah di distrik Padang Lawas selama musim kemarau tahun ini.
Di Riau, polisi menangkap 46 orang yang diduga terlibat dalam insiden hutan dan kebakaran tanah.
Menurut Kementerian Kehutanan, pada Mei 2025, kebakaran hutan membakar 8.500 hektar lahan di seluruh Indonesia, dengan sebagian besar kebakaran tanah dan hutan yang disebabkan oleh faktor antropogenik.
Israr Albar, kepala Divisi Mitigasi Kebakaran Hutan Kementerian, menunjukkan bahwa hampir 100 persen kebakaran hutan disebabkan oleh manusia, dan daerah yang terkena dapat tumbuh di tengah panas lingkungan yang ekstrem.
Menanggapi meningkatnya kasus kebakaran hutan selama musim kemarau, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan para menteri untuk menyiapkan langkah -langkah antisipatif, terutama di daerah yang rentan di Kalimantan dan Sumatra.
Berita terkait: W Kalimantan: BMKG melakukan modifikasi cuaca untuk mengekang kebakaran
Berita terkait: BMKG memperingatkan hotspot yang meningkat, puncak risiko kebakaran di Kalimantan, Sumatra
Berita terkait: GAMBUT JAYA: Nurofiq melakukan inspeksi udara terhadap kebakaran hutan
Penerjemah: M.Zulfikar, Rahmad Nasution
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © Antara 2025