Jakarta (Antara) – Pemerintah Provinsi Jakarta telah meluncurkan program “Jakstar” untuk membantu mencegah penyakit yang tidak menular, seperti diabetes mellitus, di antara remaja.
“Kami akan memulai program di beberapa sekolah menengah atas di Jakarta. Ini disebut Jakstar karena orang -orang muda ini adalah bintang yang kami harap akan menjalani gaya hidup sehat di masa depan,” kata Wakil Kepala Layanan Kesehatan Jakarta, DWI Oktavia, pada hari Senin.
Program ini menargetkan siswa sekolah menengah menggunakan pendekatan interaktif dan modern berdasarkan gamifikasi. Melalui inisiatif ini, siswa akan didorong untuk mengadopsi kebiasaan sehat – seperti olahraga teratur dan nutrisi seimbang – sambil mendapatkan poin untuk setiap tindakan sehat yang mereka selesaikan.
“Kami menerapkan strategi gamifikasi. Jika siswa terlibat dalam kegiatan yang sehat, mereka akan mendapatkan poin yang dapat diakumulasikan dan dipertukarkan dengan hadiah,” jelas Oktavia.
Dia menyatakan harapan bahwa Jakstar akan membantu mengurangi insiden penyakit yang tidak menular di Jakarta dan berkontribusi untuk membangun generasi yang lebih sehat.
Berita terkait: Program Meals Gratis Untuk Mempromosikan Gaya Hidup Sehat: Wakil Menteri
Oktavia juga menunjuk perubahan gaya hidup sebagai faktor kunci dalam ancaman yang berkembang diabetes mellitus di antara populasi yang lebih muda. Dia mencatat bahwa sementara diabetes sekali lebih umum pada orang dewasa yang lebih tua, hari ini semakin mempengaruhi orang di usia 30 -an dan 40 -an.
“Gaya hidup masa muda saat ini menjadi lebih menetap,” katanya, menambahkan bahwa ketidakaktifan fisik yang dikombinasikan dengan diet tinggi gula, garam, dan lemak secara signifikan meningkatkan risiko penyakit kronis.
Menurut skrining kesehatan yang dilakukan oleh Jakarta Health Service pada tahun 2024, 62,09 persen dari pegawai negeri sipil kota (ASN) ditemukan gemuk. Skrining melibatkan 9.936 pegawai negeri sipil dan termasuk pengukuran indeks massa tubuh (BMI), tekanan darah, kebugaran fisik, kadar gula darah, dan evaluasi kesehatan mental.
Dari mereka yang dinilai, 40,03 persen termasuk dalam kategori Obesitas I, sementara 22,06 persen diklasifikasikan sebagai Obesitas II.
Berita terkait: Pemerintah Membatasi Iklan F&B Sugar Tinggi Melawan Obesitas Anak
Berita terkait: Jakarta: Obesitas di antara pegawai negeri sipil menjadi perhatian serius
Berita terkait: Setengah dari wanita Indonesia memiliki obesitas perut: pelayanan
Penerjemah: Siti Nurhaliza, Resinta Sulistiyandari
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © Antara 2025