Beranda Nasional Pemerintah harus mengadvokasi perdamaian di tengah perang Israel-Iran: Lemhanna

Pemerintah harus mengadvokasi perdamaian di tengah perang Israel-Iran: Lemhanna

4
0
Pemerintah harus mengadvokasi perdamaian di tengah perang Israel-Iran: Lemhanna


Jakarta (Antara) – National Resilience Institute (Lemhanna) telah mendesak pemerintah Indonesia untuk mengadvokasi perdamaian di tengah konflik Israel-Iran yang sedang berlangsung, yang telah bergabung di AS di pihak Israel, melalui berbagai lembaga multilateral.

Indonesia dapat mengintensifkan seruan untuk perdamaian melalui PBB, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan organisasi internasional lainnya yang mempromosikan stabilitas politik di berbagai belahan dunia, menurut Lemhanna Gubernur ace Hasan Syadzily.

“Karena hanya dengan perdamaian dunia, sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi kita, pertumbuhan ekonomi global akan berjalan. Kita sebagai bangsa pasti akan terpengaruh jika situasi geopolitik dunia tidak pasti,” tambahnya di sini pada hari Selasa.

Selain itu, pemerintah diharapkan untuk memastikan keamanan warga negara Indonesia yang berada di negara -negara yang terkena dampak konflik saat ini, sesuai dengan mandat Konstitusi.

Setiap minggu, katanya, Lemhanna Melakukan studi tentang krisis ekonomi dan politik global.

“Yah, prinsip yang selalu kita dorong adalah bahwa kita ingin dunia menjadi benar -benar stabil karena stabilitas, baik global maupun regional, tentu akan memengaruhi kondisi domestik di negara kita,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan para menteri kabinet yang bertanggung jawab atas urusan politik dan keamanan untuk membahas perkembangan global dan cara -cara untuk mengurangi dampaknya.

Pertemuan berlangsung pada hari Senin di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, yang meningkat menjadi perang pada 13 Juni 2025, setelah Israel melakukan serangan udara yang tidak diprovokasi di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan militernya. Ini mendorong Teheran untuk meluncurkan kontra-offensif.

Perang meningkat lebih lanjut setelah militer AS pada hari Sabtu meluncurkan serangan pada tiga fasilitas nuklir Iran dalam operasi yang digambarkan oleh Presiden Donald Trump sebagai “serangan yang sangat sukses.”

Sebagai tanggapan, Teheran meluncurkan rudal di pangkalan udara AS Al Udeid di Qatar pada Senin malam waktu setempat.

Pada hari Minggu, parlemen Iran juga menyetujui mosi untuk menutup Selat Hormuz untuk kegiatan maritim, sambil menunggu keputusan dari otoritas keamanan yang lebih tinggi.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin malam bahwa Israel dan Iran telah menyetujui gencatan senjata yang akan, setelah 24 jam, menandai akhir pejabat perang 12 hari.

Pada hari Selasa, ia mengumumkan bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel berlaku, mendesak kedua belah pihak untuk tidak melanggarnya.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kemudian pada hari itu bahwa mereka telah mendeteksi serangan rudal baru dari Iran setelah gencatan senjata diumumkan. Iran membantah tuduhan itu, media negara Iran melaporkan.

Berita terkait: Prabowo erat mengikuti Perang Iran-Israel, kata pejabat Indonesia

Berita terkait: Pemerintah RI harus mengantisipasi dampak konflik Iran-Israel pada pekerja

Penerjemah: Agatha Olivia Victoria, Yashinta Difa
Editor: Primayanti
Hak Cipta © Antara 2025



Source link

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini